Pemberdayaan Petani Melalui Program Reboisasi Penanaman Tanaman Keras. di Desa Giricahyo, Panggang, Gunung Kidul Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.62708/ibsejpm.v1i1.13Keywords:
Penghijauan, Petani, Tanaman keras, tanah longsor, pohon akasia, sengon lautAbstract
Perbukitan daearah gunung kidul adalah kawasan yang rawan longsor. Hal ini perlu di adakan upaya dalam penanggulangan tanah longsor tersebut, diantaranya adalah reboisasi/ penghijauan dengan tanaman keras. Tanaman keras selain untuk penghijauan juga bisa untuk keindahan dan bisa untuk mengurangi terjadinya tanah longsor. Tanaman keras itu diantaranya adalah : akasia , sengon laut, jambu mete, alpukat. Program penghijauan yang dilakukan di Gunung Kidul itu melibatkann bergabai pihak diantaranya adalah, pemerintah, STEI Yogyakarta dan warga sekitar khususnya petani. Penghijauan yang dilaksanakan itu selain menambah keindahan, penanggulangan tanah longsor juga bisa memberikan manfaat peningkatan ekonomis bagi warga sekitar khususnya petani. Potensi masyarakat dan sumberdaya petani di desa Giri cahyo, Kecamatan Panggang , kabupaten Gunung Kidul perlu disikapi dengan suatu pelatihan yang melibatkan Petani dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungan sekitar melalui budidaya aneka jenis tanaman . Pelatihan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pengetahuan Petani di desa Giri cahyo tentang Tanaman keras yang bermanfaat dbagi peningkatan ekonomi, dan (2) Memberdayakan petani dalam pemanfaatan sumberdaya perdesaan berupa budidaya Tanaman Keras dan tanaman lainnya.
Kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Metode ceramah untuk menjelaskan tentang kajian sumberdaya perdesaan, pemanfaatan sumberdaya perdesaan berupa tanaman Keras dan Tanaman lain. Pemberdayaan petani dalam budidaya Tanaman keras dan yang dapat mencegah erosi dan tanah longsor dan mempunyai nilai jual ekonomis. Metode demonstrasi juga dilakukan untuk mempraktekkan tata cara bertanam, memelihara, dan mengelola Tanaman Keras.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan berhasil, dilihat dari keberhasilan target jumlah peserta pelatihan (100 persen), ketercapaian tujuan pelatihan (75 persen), ketercapaian target materi yang telah direncanakan (80 persen), dan kemampuan peserta dalam penguasaan materi (75 persen).